Monday, October 21, 2019

Mengapa Suhu Udara Sekarang Lebih Panas? Inilah Sebabnya

Apakah anda merasakan suhu udara pada akhir-akhir ini terasa lebih panas dari biasanya? Terlebih lagi pada waktu siang hari setiap orang setia di dalam ruangan dingin ber-AC. Bapak-bapak penjaga toko berkipas-kipas ria menikmati semilir angin kipas melawan sengitnya udara siang hari.

Abang-abang ojek online beradu kecepatan di jalanan dan kita para pengendara yang lain di perempatan berebut tempat teduh di bawah pohon ketika lampu merah menyala. Malam hari ketika masyarakat menikmati waktu santainya pun tak lepas dari udara panas. Ya, kita juga merasakan pengapnya udara waktu malam hari.

https://www.wkyt.com/content/news/High-temperatures-cause-heat-alert-in-Lexington-512878501.html

Kita semua bertanya-tanya kenapa hal ini bisa terjadi. Sekejap saja kita tidak akan betah berlama-lama di luar ruangan. Seakan-akan udara panas tersebut menyengat kulit kita secara langsung. Kita semua menyadari memang musim sedang kemarau, namun apa sebenarnya penyebab dari udara sekarang ini terasa lebih panas dari biasanya?

Penyebab Suhu Udara Sekarang Lebih Panas

Seperti yang dilansir dari Tribunnews, Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca Sigit Hadi Prakosa, S.P., M.Si menyampaikan bahwa kenaikan suhu ini dikarenakan dua faktor, yang pertama, posisi matahari sekarang melintas di selatan Pulau Jawa. Ini membuat intensitas paparan sinar matahari yang diterima oleh wilayah DIY sangat tinggi sehingga menyebabkan kenaikan suhu.

Faktor yang kedua adalah kondisi yang cerah pun ikut andil dalam kenaikan suhu udara yang cukup ekstrim ini. Jadi paparan sinar matahari langsung turun ke Bumi tanpa terhalang apapun. Kalo misalnya kondisi berawan, suhu udara pun akan turun seperti biasanya karena sinar matahari yang sampai ke permukaan itu terhalang.

Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala Putra menyampaikan kepada KumparanNews bahwa kondisi panas ini berkaitan dengan angin kencang yang terjadi sekarang, sebagai bagian dari tanda-tanda peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan atau lebih dikenal sebagai masa pancaroba.

Panasnya radiasi Matahari kemudian berpotensi mengakibatkan tekanan tinggi di beberapa daerah yang membuat angin besar. Kondisi seperti ini diprediksi Agie akan berlangsung selama kurang lebih seminggu. Pada awal November nanti, hujan akan mulai turun.

Suhu Udara yang Ekstrim di beberapa Wilayah di Indonesia

1. Yogyakarta
Berdasarkan pantauan di Kantor BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, tercatat suhu udara Jogja saat ini mencapai 35,2 derajat Celcius. Seperti yang ada pada artikel di Tribunnews, diprediksi suhu panas di wilayah DIY masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2019. Jadi beberapa Hari ini cuaca di Wilayah DIY itu sangat cerah, tidak ada awan. Jadi paparan sinar matahari langsung turun ke Bumi tanpa terhalang apapun.

2. Semarang
Papan digital pantau cuaca milik Pemkot Semarang mencatat suhu udara yang cukup ekstrem 40-41 derajat Celsius. Seperti yang terdapat pada artikel di Gatra.com, Kamis (10/10). Angka itu cukup membuktikan jika memang benar cuaca dan suhu udara di Kota Semarang makin panas dan terik.

https://www.gatra.com/detail/news/450150/milenial/semarang-41-derajat-bmkg-mirip-arab-bagus-buat-selfie

3. Makassar
Suhu udara Kota Makassar, Sulsel, mencatat rekor terpanas sepanjang sejarah di luar efek El Nino. Suhu Makassar menembus 38,2 derajat Celcius pada Minggu (20/10). Seperti yang dilansir dari Detik.com, Namun rekor ini masuk dalam suhu tertinggi ketiga jika memasukkan suhu yang dipengaruhi oleh El Nino. Suhu-suhu ekstrim yang terjadi di wilayah Sulawesi Selatan termasuk wilayah Makassar dan sekitarnya didominasi terjadi pada bulan Oktober.

4. Jakarta
Jakarta panas? Itu sudah biasa. Tapi, hari ini, Senin (21/10), Jakarta terasa sangat amat panas. Suhunya mencapai 36 derajat Celcius. Seperti yang terdapat dalam artikel di Kumparan.com, kondisi panas ini berkaitan dengan angin kencang yang terjadi sekarang, sebagai bagian dari tanda-tanda peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan atau lebih dikenal sebagai masa pancaroba. Panasnya radiasi Matahari kemudian berpotensi mengakibatkan tekanan tinggi di beberapa daerah yang membuat angin besar.

Akibat Suhu Panas bagi Kesehatan 

Udara panas yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia ini berakibat pada kesehatan kita. Akibat yang begitu sangat terasa adalah rasa menyiksa kulit. Sesuai dengan yang dikutip dari Hellosehat bahwa paparan sinar matahari langsung dapat mengakibatkan beberapa efek di kulit dan tubuh kita, antara lain: kulit memerah, penglihatan memburuk, kulit menua, timbul ruam parah, menurunkan sistem imun.

Sedangkan IDNTimes memaparkan efek negatif sinar matahari bagi tubuh kita antara lain: potensi munculnya kanker kulit, kerusakan paru-paru karena debu ditambah polusi, rusaknya retina mata, sakit kepala, alergi, dan kulit kering.

https://www.merdeka.com/peristiwa/360-desa-di-jateng-terancam-kekeringan-di-musim-kemarau.html

 

Akibat Suhu Panas bagi Lingkungan

Panasnya radiasi Matahari kemudian berpotensi mengakibatkan tekanan tinggi di beberapa daerah yang membuat angin besar. Dari angin besar ini tentu menimbulkan beberapa akibat bagi lingkungan. Salah satunya adalah penyebab kebakaran di hutan gunung. Penjelasannya dapat dibaca disini: 7 Penyebab Kebakaran Hutan Gunung

Akibat lain yang ditimbulkan dari suhu udara yang panas bagi lingkungan antara lain: udara menjadi semakin kotor karena debu ditambah dengan polusi udara di kota, rumah-rumah dan lingkungan bersih menjadi lebih cepat kotor, kekeringan di lahan pertanian, sumber air mengering sehingga ternak-ternak kekurangan makannya, hingga memicu kelaparan di beberapa wilayah yang rentan kekeringan.

 
Advertisement
Disqus Comments