Wednesday, October 9, 2019

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan area taman nasional yang terletak di Provinsi Jawa Timur Indonesia. Lebih tepatnya berada pada kawasan administratif Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo.

Taman Nasional ini memiliki luas yaitu 50.276,3 hektare, dengan bentangan panjang 40 km dari utara ke selatan dan 30 km dari timur ke barat. Pada bagian tengah kawasan ini terdapat area lautan pasir 6290 hektare dengan dikelilingi dinding-dinding berupa tebing tinggi.

Asal Mula

Sebelum diresmikan menjadi taman nasional, kawasan Bromo Tengger Semeru merupakan cagar alam dan hutan wisata. Beberapa wilayah di dalamnya termasuk hutan lindung dan hutan produksi. Dari itu semua, pada saat berlangsungnya Kongres Taman Nasional Sedunia menyetujui bahwa kawasan Bromo Tengger Semeru dijadikan sebagai taman nasional.

Pertemuan yang dilaksanakan di Denpasar Bali pada tanggal 14 Oktober 1982 tersebut mempertimbangkan wilayah alam dan lingkungannya perlu dilindungi serta potensi-potensi tradisional kuno yang perlu terus dikembangkan. Pada tanggal 12 November kawasan Bromo Tengger Semeru telah resmi menjadi Taman Nasional.



Gunung-gunung


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki beberapa Gunung-gunung sesuai namanya. Namun tidak hanya Gunung Bromo dan Gunung Semeru saja. Namun ada beberapa gunung lain yang terdapat didalamnya. Gunung-gunung tersebut antara lain:
  1. Gunung Semeru (3.676 m)
  2. Gunung Bromo (2.329 m)
  3. Gunung Batok (2.470 m)
  4. Gunung Kursi (2.581 m)
  5. Gunung Watangan (2.601 m)
  6. Gunung Widodaren (2.650 m)
  7. Gunung B-29 (2.900 m)
  8. Gunung Linggo
  9. Gunung Penanjakan
  10. Gunung Pundak Lembu
  11. Gunung Gandera
  12. Gunung Ringgit
  13. Gunung Widangan
  14. Gunung Sumbersenami
  15. Gunung Pranten
  16. Gunung Bajangan

Aneka Macam Flora

Di kawasan TNBTS setidaknya terdapat 1.025 jenis flora. Penelitian yang dilakukan oleh LIPI dan BBTNBTS mengungkapkan bahwa zona inti kawasan TNBTS didominasi oleh beberapa famili, yaitu: Moraceae, Araliaceae, Meliaceae, Euphorbiaceae dan Apocynaceae. Pada tingkatan semak belukar, hutan didominasi oleh famili Solanaceae, Rubiaceae, Verbenaceae dan Zingiberaceae serta beberapa jenis liana yang termasuk dalam anggota famili Piperaceae, Araceae dan Polypodiaceae.

Di kawasan ini terdapat 158 jenis Anggrek yang 40 jenis di antaranya tergolong langka, di antaranya yaitu Malaxis purpureonervosa (endemik Semeru Selatan) dan Habenaria tosariensis (endemik TNBTS). Sementara itu Macodes pentola merupakan jenis anggrek yang dilindungi Undang-undang.

Kawasan TNBTS juga dikenal sebagai “Land of Edelweiss”. Di kawasan ini telah teridentifikasi 3 jenis Edelweiss, yaitu: Anaphalis longofilia, Anaphalis javanica dan Anaphalis viscida.
 

Aneka Macam Fauna

Berdasarkan data TNBTS tahun 2015, terdapat 38 (tiga puluh delapan) jenis satwa liar yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang terdiri dari 24 jenis aves, 11 jenis mamalia, 1 jenis reptil dan 2  jenis insekta.

A. Aves
Kawasan TNBTS merupakan habitat bagi 118 jenis burung, yang beberapa di antaranya dilindungi menurut PP No. 7/1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa antara lain Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Haliuastur indus, Falco mauccensis, Pavo muticus, Halcyon cyanopventris, Pericrocatus  miniatus, Parus mayor.Berdasarkan hasil inventarisasi time- series di kawasan ini, setidaknya terdapat 14  ekor Elang Jawa di Resort PTN di Blok Bendolawang dan Coban Trisula.

B. Mamalia
Terdapat 18 jenis mamalia yang terdapat dalam kawasan TNBTS dan 14  jenis diantaranya memiliki nilai konservasi tinggi, antara lain: Manis javanica, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Hystryx branchyura, Laricus sp.,dan Muntiacus muntjak.Dari beberapa jenis tersebut di atas, Macan Tutul dan Lutung Jawa menjadi spesies yang diprioritaskan untuk diselamatkan keberadaannya. Pada pertengahan tahun 2016, trap camera yang dipasang oleh BBTNBTS berhasil menangkap gambar seekor Panthera pardus dengan lokasi di Gunung Kukusan, Resort PTN Coban Trisula, Seksi PTN Wilayah II, Bidang PTN Wilayah I.

http://bbksdajatim.org


Lutung Jawa merupakan jenis primata endemik Pulau Jawa dan Bali. Tingkat reproduksi yang rendah serta tidak adanya musim kawin pada jenis ini menyebabkan populasinya terbatas. Trachypithecus auratus hanya memiliki keturunan tunggal, sehingga kerusakan pada habitatnya dikhawatirkan akan semakin menyebabkan penurunan populasi. Jenis ini dapat dijumpai di Blok Ireng-Ireng dan Coban Trisula. Pada tahun 2006 dilakukan pelepas-liaran Lutung Jawa oleh PPS (Pusat Penyelamatan Satwa) Petung Sewu sebanyak 41  ekor yang dilepas pada 14 titik di Blok Ireng-ireng

C. Reptil
Berdasarkan hasil inventarisasi, setidaknya terdapat 11  jenis reptil dalam kawasan TNBTS, antara lain: Ular Sendok Jawa atau Ular Kobra Jawa (Naja sputatrix), Ular Air (Cerberus rynchops), Ular Ganduk Luwuk / Ular Pohon Hijau (Cryptelytrops albolabris), Ular Tanah (Agkistrodon rhodostoma),danBunglon (Bronchocela kuhlii).

D. Insecta
Berdasarkan hasil inventarisasi, setidaknya terdapat 14 jenis insecta yang terdapat di Kawasan TNBTS, di antaranya yaitu: Kupu-Kupu (Delias aurantiaca), Kupu-Kupu (Appias lyncida), Kupu-kupu Sayap Biru (Graphium sarpedon), Kupu-kupu Raja (Papilio amphrysus), Kupu-kupu Jeruk (Papilio paris), dan Kupu-kupu Besar (Triodes cuneifera).

Fakta-fakta Menarik

  1. TNBTS memiliki Gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung Semeru dengan puncaknya yang bernama Puncak Mahameru yang memiliki ketinggian 3676 mdpl
  2. Lautan pasir Bromo yang memiliki luas 6290 hektare ini merupakan sebuah kawah raksasa sisa letusan dahsyat masa lalu
  3. Terdapat teori yang mengatakan bahwa kawasan TNBTS dahulu hanya terdiri dari 1 gunung besar yang kemudian meletus beberapa kali hingga badan gunung tersebut ikut terpangkas
  4. Banyak dari para wisatawan yang memburu pemandangan TNBTS secara keseluruhan serta pemandangan matahari terbitnya yang luar biasa dari Gunung Penanjakan
  5. Masyarakat Tengger melakukan Upacara Ritual (Kasada) yang dilakukan satu tahun sekali, pada tanggal 14 bulan ke sepuluh. Upacara ini berpusat di sekeliling kawah Gunung Bromo
  6. Pada tahun 16 Desember 1969 aktivis mahasiswa ikonik Soe Hok Gie meninggal di sekitar puncak Gunung Semeru karena menghirup gas beracun saat mendaki
  7. Beberapa areanya terancam oleh tumbuhan invasif verbena brasiliensis, yaitu semak dengan bunga berwarna ungu yang pertumbuhan dan penyebarannya sangat mengkhawatirkan mengganggu ekosistem asli flora TNBTS
  8. Gunung Semeru dan Gunung Bromo termasuk kawasan gunung yang ramai pengunjung. Pada waktu libur diperkirakan bisa mencapai 1600 wisatawan.
  9. Rutin diadakan setiap 1 tahun sekali yaitu event olahraga lari (trail run) dengan jarak beragam, antara lain 30, 70, 102, hingga 170 km dengan rute mengelilingi sekitar wilayah TNBTS.

https://lariku.info/bromo-tengger-semeru-ultra-2019

Sumber:
https://bromotenggersemeru.org/
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Bromo_Tengger_Semeru
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3898729/6-hal-unik-dari-gunung-bromo-yang-baru-saja-erupsi

Advertisement
Disqus Comments